Motivasi merupakan bagian yang mendasar dalam hidup
dan kehidupan. Menurut KBBI, motivasi
berarti dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Setiap orang perlu
memiliki motivasi dalam dirinya agar dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Motivasi
bisa datang dari pengaruh luar (eksternal), maupun dari dalam diri seseorang
(internal). Walaupun datang dari luar, motivasi tetap harus tertanam di dalam
diri orang tersebut.
![]() |
source of image : http://www.billionairestore.info/wp-content/uploads/2015/03/jump.jpg |
Orang yang sedang termotivasi, ia akan berpacu
dengan dirinya sendiri untuk mengejar cita-citanya. Motivasi merupakan jembatan
antara seseorang dengan mimpi-mimpinya. Orang yang memiliki banyak mimpi tidak
akan bisa mewujudkan impiannya, sebelum ia sendiri yang memulai langkah untuk
mencapainya. Langkah awal pasti akan terasa sulit jika seseorang tersebut belum
memiliki kemauan yang kuat untuk menggapai mimpinya. Tanpa motivasi, kehidupan
di dunia akan terasa datar. Motivasi menghubungkan manusia dengan
target-targetnya. Saat seseorang lapar, ia memasang target ‘kenyang’. Saat ia
memiliki motivasi untuk kenyang, iapun memulai langkahnya dengan mengambil
makanan. Setelah ia makan, dan merasa cukup kenyang, satu targetnya telah
terpenuhi.
Motivasi, menurut saya dapat dikategorikan menjadi
dua, yaitu motivasi batiniah, dan motivasi lahiriah (motivaksi). Motivasi
batiniah lebih bersifat statis. Sebagai contoh, seseorang memiliki target dapat
menyelesaikan salah satu tugas kuliahnya pada hari Minggu, 26
Oktober. Padahal deadline tugas tersebut masih 3 hari dari target
penyelesaiannya, yakni tanggal 29 Oktober. Seseorang yang termotivasi secara
batiniah, ia akan menyusun tahap-tahap untuk menyelesaikan tugasnya. Dengan
kata lain, dorongan untuk menyelesaikan tugas tersebut berasal dari otak
(sebagai konseptor) yang nantinya langkah-langkah tersebut harus sesuai dengan
perencanaan yang dibuat. Motivasi tipe ini, mudah sekali goyah. Waktu yang
seharusnya digunakan untuk mengerjakan tugas, menjadi terpotong karena membuat
tahap-tahap penyelesaiannya dahulu. Kondisi seperti inipun menjadi rawan untuk
menunda pekerjaan di hari berikutnya. Berbeda dengan motivasi tipe kedua, yaitu
motivasi lahiriah, atau bisa disebut dengan motivaksi. Seseorang yang
termotivasi secara lahiriah memiliki motivasi yang tertanam kuat di dalam
hatinya, dan memiliki aksi nyata untuk diwujudkannya. Motivaksi bersifat
dinamis. Contohnya, seorang mahasiswa telah berniat menyelesaikan tugas kuliahnya pada hari Minggu, 26 Oktober. Deadline tugas tersebut pada 29
Oktober. Ternyata, di hari yang ia rencanakan, ia diberi tugas lain yang cukup
menguras waktunya seharian. Namun, karena ia termotivaksi, ia akan berusaha
semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugasnya di hari tersebut. Singkatnya,
motivasi batiniah lebih mengambil bagian di “thingking”
nya atau “how to solve the matter”, sementara
motivasi lahiriah cenderung ke “let’s
take an action”.
Tugas kuliah hanya sekelumit masalah dalam
kehidupan mahasiswa. Tentu nantinya mahasiswa tersebut akan menjadi
orang-orang terpelajar yang sukses, apabila ia memiliki motivaksi dalam
hidupnya. Jika ia sudah terbiasa memiliki target-target kecil, secara otomatis
motivasi untuk mewujudkan target tersebut akan tertanam kuat dalam dirinya.
Sehingga bila suatu saat ia memiliki target yang besar, ia sudah mampu
merealisasikan targetnya menjadi nyata.
Hidup orang yang termotivaksi tentu lebih berwarna dibanding
yang tidak. Dunianya penuh dengan petualangan. Orang yang termotivaksi akan
menemui banyak hal baru. Iapun memiliki optimisme yang tinggi, karena sudah
terlatih melawan halang rintang yang dihadapinya. Kesempatan orang yang
termotivaksi lebih terbuka lebar, karena ia tidak sekedar memotivasi untuk dirinya
sendiri, namun juga memotivasi dunianya. Orang yang termotivaksi satu langkah
lebih maju dari orang yang termotivasi. Orang yang termotivasi belum tentu
berani mengambil tindakan. Motivasi yang didapat bisa saja berujung pada ucapan
semata, tanpa tindakan nyata. Motivaksi mampu menggugah diri.
Motivaksi menjadikan seseorang mampu memulai
langkahnya, mampu membuatnya untuk terus bergerak, dan mampu membangkitkan
dirinya saat terpuruk.
Begitu banyak keuntungan bagi orang-orang yang termotivaksi.
Permasalahannya saat ini adalah bagaimana cara kita agar mampu menjaga
motivaksi yang sudah tertanam? Cara yang pertama yaitu, berada di lingkungan
yang menumbuhkan semangat. Kedua, biasakan diri kita untuk ikut serta dalam
setiap “kesempatan baik” yang ditawarkan. Terakhir, buatlah target dalam
catatan hidup kita.
Sebagai pemuda, kita harus termotivaksi. Bukan
sekedar termotivasi. Bukan sekedar berani berpikir besar, namun juga berani
ambil tindakan. Setiap tindakan pasti menanggung resiko, oleh karena itu,
motivasi yang motivaksi sangat dibutuhkan agar target yang sudah kita buat
tidak melayang dalam angan-angan. Mulailah termotivaksi dari sekarang!
Wulandari, 2015
Inspired by my lovely friends : NM
http://kbbi.web.id/motivasi
(diakses tanggal 3 Agustus 2015, pukul 11.33 WIB)
Komentar
Posting Komentar